Categories
- agronomi (4)
- artikel lain (10)
- bahan mata kuliah (2)
- ekologi (5)
- FKK-HIMAGRI (4)
- home (1)
- pertanian (26)
Wednesday, December 30, 2009
Agriculture is Key of National Awakening
"The agricultural sector is a fundamental instrument of national economic development," said Arief Daryanto in Bogor, Monday (28/12).
The role of agriculture as a determinant of economic development, according to Arief, occurs in all countries in the world. Developed countries generally make farming as a mainstay in building the economy.
Quotas; ACFTA impact felt in June
Coordinator FPPI Benny A. Kusbini said that if the government does not act quickly, then the death knell for the industry, agriculture and unemployment and crime will occur will increase.
"The impact of systemic ACFTA will be felt 6 months later. No FTA only illegal cement from China have been signed," he told Bisnis yesterday.
He suggested that immediate reform of the behavior of officials, so as to provide excellent service. (Business / sep)
Department of Agriculture Bioterrorism Watch
This was revealed by Minister of Agriculture Suswono after attending a media event host organism destruction Pengganggu Plant Quarantine (OPTK) and the Pest Animal Disease Quarantine (HPHK) at the Central Agricultural Quarantine (BBKP) Soekarno-Hatta, Wednesday (30/12). "Terrorism as it can reduce our production to 40%," he said.
Suswono see that terrorism is not only emerged from the war physically, but also through economic warfare to destroy food products nationally. It also has seen indications of that.
This threat is indicated by the number of examination requests filed by importers of food products to BBPK. "Since last month, every day there could be 200, even more, the request examination," said Head of the Soekarno-Hatta BBKP Susilo.
Suswono further said that there are many seed plants, such as rice and corn seeds come from Thailand, China, and India, which has a disease that can not be controlled. "If you can not control will be very dangerous if you go to our farm and this must be destroyed," he added. (* / OL-03)
Sunday, December 20, 2009
Thursday, December 10, 2009
PENGARUH PEMBANGUNAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PEDESAAN
Monday, December 7, 2009
Deptan Usulkan Tambahan Subsidi Pupuk Rp 6 Triliun
Menteri Pertanian (Mentan) Suswono di Jakarta, Senin mengatakan, penambahan anggaran tersebut sudah dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2010. "Tetapi hal itu belum diputuskan. Nanti pada saat sidang kabinet yang akan datang baru bisa diputuskan," katanya pada acara temu dengan Pimpinan Media Massa.
BUDI DAYA Deptan salurkan dana LM3
Saturday, December 5, 2009
Presiden Peringatkan 'Gerakan' 9 Desember
Dalam pengantar sebelum memulai rapat kabinet paripurna membahas program 100 hari di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat, Presiden di hadapan para menteri mengatakan sejak lima tahun terakhir peringatan Hari Antikorupsi Sedunia telah digunakan untuk menambah semangat dan kegigihan guna memberantas korupsi di Indonesia.
Namun, lanjut Presiden, ia mendapatkan informasi bahwa pada 9 Desember mendatang akan ada gerakan-gerakan sosial bermotif politik yang sama sekali tak berkaitan dengan semangat antikorupsi.
"Informasi yang saya dapat juga ada yang motifnya bukan itu, tapi motif politik yang sesungguhnya tak senantiasa atau selalu terkait dengan langkah pemberantasan korupsi," ujarnya.
Menurut Presiden, mungkin saja pada 9 Desember 2009 nanti akan muncul tokoh-tokoh yang selama ini tidak ia ketahui sepak terjangnya dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Mungkin saja akan muncul tokoh-tokoh nanti pada 9 Desember yang selama lima tahun lalu tidak pernah saya lihat kegigihannya di dalam memberantas korupsi mungkin akan tampil. Ya selamat datang kalau memang ingin betul memberantas korupsi di negeri ini bersama-sama, dengan demikian akan bawa manfaat bagi rakyat kita," tuturnya.
Presiden juga kembali menyampaikan di balik hiruk pikuk pemberitaan tentang Bank Century, terdapat motivasi politik yang tidak dapat digolongkan sebagai rasa ingin tahu masyarakat.
"Saya katakan seperti itu supaya saudara tidak 'surprise' nanti. Tetapi, pesan saya, apa pun yang akan terjadi di Jakarta utamanya, jangan ganggu sama sekali konsentrasi dan kegigihan kita untuk melaksanakan tugas pokok kita menjalankan tugas-tugas kita bersama menyukseskan pembangunan dan dapat ditingkatkannya kesejahteraan rakyat kita," tuturnya.
Kepala Negara memperkirakan situasi politik tetap akan menghangat selama satu hingga lima minggu terakhir, dan menganggapnya sebagai tidak luar biasa dalam kehidupan demokrasi.
"Ini bagian dari ekspresi kebebasan, bagian dari demokrasi itu sendiri. Sepanjang semua itu tidak sampai pada terguncangnya stabilitas di negeri ini yang akhirnya apa yang harus dilakukan pemerintah tidak bisa dilakukan, dan yang akan menjadi korban adalah rakyat kita," ujar Presiden.
Galapagos Menghadapi Kerusakan Ekologi
Ya, Galapagos. Kenyamanan itu kini mulai terusik, padahal arus wisatawan yang ingin menikmati alam asri yang indah itu terus membubung. Penyebabnya, kedengaran sepele tetapi perlu menjadi perhatian, nyamuk. Sekali lagi nyamuk.
Nyamuk terus berdatangan ke Galapagos bersama dengan wisatawan yang menggunakan sarana angkutan udara, pesawat terbang, kapal atau boat. Gara-gara nyamuk itu mengancam terjadinya “kerusakan ekologi” di pulau pusat evolusi teori Darwin itu, demikian hasil sebuah studi belum lama ini.
Serangga tersebut bisa menyebar dan berpotensi menimbulkan penyakit kulit di nusantara lepas pantai Pasifik Ekuador yang merupakan basis kegiatan studi berkaitan dengan kemungkinan perkembangbiakan di masa datang bertema “On the Originof Species by Means of Natural Selection”.
“Sejumlah wisatawan telah menyadari itu karena perjalanan mereka ke Galapagos bisa sesungguhnya meningkatkan resiko gangguan ekologi”, ujar Simon Goodman dari Leeds University, salah seorang penyusun hasil studi tersebut.
“Gara-gara kami belum melihat penyakit tersebut berdampak serius di Galapagos, tampaknya itu faktor keberuntungan saja”, katanya. Studi tesebut menemukan bahwa nyamuk rumah di wilayah selatan, Culex qinquefasciatus, secara reguler ikut terbang bersama pesawat yang berasal dari Amerika Selatan, dan juga bersama boat-boat wisatawan dari satu pulau ke pulau yang lain.
Spesies itulah yang mengancam masyarakat berbagai penyakit seperti avian malaria atau West Nile termasuk daerah-daerah paling terkenal seperti di kawasan habitat kura-kura raksasanya, singa laut dan daerah habitat sejenis burung kutilangnya. Arnaud Bataille, peneliti lain hasil studi setebal delapan halaman itu mengatakan:
TAK SEBERAPA
Jumlah nyamuk per pesawat yang ikut terbang jumlahnya rata-rata tidak seberapa, namun seringnya pesawat bolak balik setiap hari memberikan pelayanan ke wilayah industri wisata tersebut membuat jumlah nyamuk yang datang menjadi banyak.
Jeleknya, nyamuk tampaknya bisa hidup dan berkembang biak begitu mereka meninggalkan pesawat, tambahnya. Goddman mencatat bahwa pemerintah Ekuador belum lama ini mulai mewanti-wanti dengan menganjurkan kepada seluruh pesawat terbang yang menuju Galapagos untuk terlebih dahulu melakukan penyemperotan anti serangga, namun langkah itu masih perlu dievaluasi.
“Sejalan dengan pertumbuhan kepariwisataan yang sedemikian cepat, masa depan Galapagos tergantung pada kemampuan pemerintah Ekuador mempertahankan pencegahan serangga pendatang di pulau itu”, ujarnya.
Studi yang bekerjasama dengan Leeds University, Zoogogical Society of London, University of Guayaquil, Galapagos National Park, dan Yayasan Charles Darwin itu dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society, akademi de faktor bidang sains Inggris.
Sekitar 10.000 jiwa, sebagian besar nelayan, hidup di nusantara bergunung berapi Galapagos yang sangat terkenal sejak Charles Darwin melakukan berkunjung untuk melakukan penelitian tahun 1835. ***annisa_news
Thursday, December 3, 2009
G-33 lindungi negara berkembang Negosiasi pertanian harus berimbang dan propembangunan
Anggota Kelompok 33 (G-33) dalam WTO menyatakan mereka akan memperjuangkan suatu sistem perdagangan internasional yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan negara-negara berkembang, yang menjamin keamanan pangan, kelanjutan hidup yang berkualitas dan pembangunan perdesaan.
"Sistem perdagangan multilateral harus mendukung kebutuhan semua orang, terutama mereka yang cenderung terpinggirkan oleh globalisasi," kata Menteri Perdagangan Mari Pangestu yang memimpin pertemuan G-33, Minggu.
Negara berkembang dan miskin di WTO membentuk kelompok-kelompok, yakni G-20, G-33 dan G-110. Kelompok 20 fokus pada isu besar pertanian, G-33 pada isu pertanian yang lebih mikro, sedangkan G-110 bersifat umum. Indonesia berstatus anggota di G-20 dan G-110, dan sebagai koordinator di G-33.
Konferensi Tingkat Menteri VII WTO, berlangsung sejak Minggu di Jenewa dalam bentuk pertemuan-pertemuan kelompok, membahas upaya menembus kebuntuan negosiasi perdagangan Putaran Doha.
Kebuntuan Doha terjadi karena berlarutnya perselisihan antara negara maju dan berkembang di seputar masalah pertanian, terutama subsidi pertanian di negara maju.
Kelompok 33 menginginkan adanya perlindungan terhadap pertanian di perdesaan-yang merupakan bagian terbesar dari sektor pertanian di negara berkembang-sehingga petani kecil tidak tergilas oleh liberalisasi dan ketahanan pangan terjamin. Caranya, lewat penerapan konsep produk khusus (special product) dan mekanisme perlindungan khusus (special safeguard mechanism) berhadapan dengan produk impor atau tekanan harga.
Dalam kerangka itu, negara berkembang menyerukan suatu negosiasi pertanian yang berimbang dengan hasil yang propembangunan. Sikap Amerika Serikat akan menentukan sejauh mana harapan negara-negara berkembang itu dapat terwujud. AS, bersama Jepang dan Eropa, dikenal sangat protektif terhadap sektor pertanian mereka.
Sidang pleno KTM VII WTO pada Senin melibatkan 153 anggota organisasi tersebut.
Negara-negara berkembang, sebagaimana tergambar dalam komunike G-20 dan G-33, juga mencemaskan dampak krisis ekonomi dan finansial 2008 terhadap legitimasi globalisasi, sehingga mereka menyerukan langkah bersama menyelamatkan Putaran Doha guna menjamin kelanjutan pemulihan ekonomi. (linda.tangdiala@bisnis.co.id)
Oleh Linda Tangdialla
Sunday, November 29, 2009
Microbial Ecology - Biological Safety / Soil Ecology
bisnis online semakin marak
berikut saya tawarkan trik-trik jitu untuk dapat meraup keuntungan di dunia maya. Klik Link dibawah untuk mendapat solusi-solusi cerdas dalam bisnis online.
Agriculture will Shines
Friday, November 27, 2009
Menteri Pertanian Canangkan Proyek Tepung Kasava di Trenggalek
Juru bicara Pemerintah Kabupaten Trenggalek Yoso Mihadi mengatakan acara pencanangan akan dilaksanakan di Lapangan Karangan. Kabupaten Trenggalek dipilih menjadi lokasi pencanangan karena memiliki cukup banyak usaha kecil menengah di bidang pembuatan tepung kasava.
Tepung kasava merupakan alternatif sumber karbohiodrat yang kerap dipenuhi dari beras dan terigu. Melalui teknologi vermentasi, masyarakat bisa menciptakan tepung berbahan dasar singkong yang banyak ditemukan di pedesaan. Komoditas ini diyakini bisa menggeser peran terigu yang banyak dimanfaatkan untuk pembuatan kue dan makanan lainnya. "Kami bekerjasama dengan peneliti Universitas Jember untuk menciptakan enzim khusus," kata Yoso kepada Tempo.
Saat ini Departemen Pertanian mentargetkan penggunaan tepung kasava sebesar 5 - 20 persen untuk menggantikan tepung terigu. Dengan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap terigu sebagai bahan dasar pembuatan mie instan, roti, dan kue lainnya, diharapkan penggunaan tepung kasava akan mampu mendongkrak pendapatan petani singkong. HARI TRI WASONO.
Sektor Pertanian Diminta Keluar Dari WTO
Menurut Sekretaris Jendral Aliansi Gerakan Reformasi Agraria (
"Kalau ini masuk terlalu besar pertaruhan untuk kepentingan negara, kita harus selalu mendesak pemerintah
Erpan memandang, perjanjian tentang sektor pertanian sangat merugikan bagi mayoritas petani negara-negara berkembang, terutama dalam soal tarif, serta pemberian subsidi untuk para petani.
Dengan tidak adanya dua fasilitas tersebut, hasil industri pertanian negara berkembang akan sangat sulit untuk bersaing dengan negara maju.
Selain sektor pertanian, sektor lain yang juga penting adalah industri dan jasa. Namun, secara skala prioritas, sektor pertanian jauh lebih penting ketimbang dua sektor tersebut mengingat 48 persen penduduk
Lebih lanjut, Erpan menilai krisis keuangan saat ini yang terjadi merupakan momentum yang tepat bagi negara berkembang untuk menghentikan putaran
Sementara itu, peneliti senior Instituted of Global Justice (IGJ) Bonnie Setiawan menilai saat ini, WTO sudah keluar dari tujuan awalnya yaitu sebagai organisasi yang mengatur perdagangan bebas dengan menghilangkan dan mengurangi hambatan-hambatan perdagangan seperti tarif dan non tarif.
"Kita harapkan WTO hanya mengurusi mengenai perdagangan barang saja tidak mengenai hal lain seperti pertanian dan HaKI (hak atas kekayaan intelektual)," ujarnya.
Bonnie memandang, selama ini WTO telah jauh melangkah dengan mulai mengurusi berbagai kebijakan yang jauh dari kekuasaannya dan keluar dari tujuan awal. Selain itu, WTO sangat memiliki ketidak adilan karena lebih memihak kepada negara maju.
"WTO bukan hanya rezim yang membuka pasar, namun juga merupakan rezim yang membuka investasi. Investasi merupakan masuknya intensitas asing ke negara lemah. Salah satu kebijakan WTO yaitu HAKI yang meneriakkan hak paten hanya mampu digunakan oleh industri dan negara kuat, yang tidak mungkin dimiliki negara lemah atau usaha kecil karena biaya yang cukup tinggi, ini kebijakan yang tidak adil," ujarnya.
Selain itu, Putaran Doha yang juga direncanakan dapat selesai pada 2010 ini sangat tidak menguntungkan bagi
"Kita berharap
Di tempat terpisah, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengaku untuk mengeluarkan sektor pertanian dari putaran
antique.putra@vivanews.com
Wednesday, November 25, 2009
AGROPOLITAN (?)
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di perdesaan pada umumnya masih tertinggal jauh dibandingkan mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini merupakan konsekuensi dari perubahan ekonomi dan proses indutrialisasi, dimana investasi ekonomi oleh swasta maupun pemerintah cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan. Selain itu kegiatan ekonomi yang dikembangkan di daerah perkotaan masih banyak yang tidak sinergis dengan yang dikembangkan di daerah perdesaan. Akibatnya, peran kota yang diharapkan dapat mendorong perkembangan perdesaan, justru memberikan dampak yang merugikan pertumbuhan perdesaan.
Oleh karena itu, dalam konstelasi kota-kota dewasa ini, semestinya kawasan perdesaan semakin diperhitungkan keberadaannya. Daripada menganggap desa dan kota sebagai suatu dikotomi, akan lebih sesuai untuk menjelaskan desa-kota sebagai sebuah fenomena yang bertautan, di mana masyarakat di dalamnya secara bersama memecahkan masalah kemiskinan, perkembangan ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan.
Desa-kota (rural-urban) dalam perspektif spasial merujuk pada suatu daerah periurban yang muncul akibat adanya perluasan pembangunan pada daerah kota yang sebelumnya merupakan suatu daerah desa. Fenomena desa-kota dapat dilihat di daerah pinggiran kota (urban-fringe), seperti halnya di Kecamatan Kartasura sebagai perbatasan Kota Solo dengan Kabupaten Sukoharjo, atau Kecamatan Depok sebagai perbatasan Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Sleman. Di daerah semacam ini potensial sekali terjadi proses transformasi spasial dan sosio-ekonomik wilayah yang mengakibatkan peningkatan kegiatan ekonomi yang relatif cepat dari pertanian ke non pertanian; perubahan pemanfaatan lahan ke arah perumahan urban, industri dan non pertanian lainnya; peningkatan kepadatan penduduk; serta kenaikan harga lahan yang tanpa dibarengi adanya instrumen pengendalian yang memadai.
Maka, untuk mencegah disparitas, hyperurbanization, dan menjaga kawasan perdesaan tetap sebagai derah penyangga bagi perkotaan, selama beberapa dekade terakhir telah berkembang pemikiran-pemikiran tentang konsep pembangunan desa-kota yang terintegrasi. Salah satu yang termutakhir adalah pendekatan agropolitan yang dikemukakan oleh John Friedmann—seorang planolog dari Amerika. Pendekatan ini juga merupakan sumbangan pemikiran baru dalam perkembangan konsep-konsep perencanaan kota, yang telah dimulai dari konsep-konsep Peter Kropotkin dan Ebenezer Howard yang utopianis, sampai Lewis Mumford, Frank Llyod Wright dan Mao Ze Dong dengan konsep-konsep kotanya yang revolusioner dan reformis.
Secara harfiah, agropolitan (agro = pertanian ; politan = kota) adalah kota pertanian yang mampu memacu berkembangnya sistem dan usaha agribisnis, sehingga dapat melayani, mendorong, menarik, dan menghela kegiatan pembangunan pertanian di wilayah sekitarnya. Konsep agropolitan mencoba untuk mengakomodasi dua hal utama, yaitu menerapkan sektor pertanian sebagai sumber pertumbuhan ekonomi utama dan diberlakukannya ketentuan-ketentuan mengenai otonomi daerah. Secara garis besar konsep agropolitan mengetengahkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
· Sebuah modul kota dasar (basic urban module) yang terdiri dari distrik-distrik otonom, yang dibangun pada kawasan desa berkepadatan tinggi atau kawasan peri urban, dengan populasi sebesar 10.000-15.000 jiwa yang tersebar di area seluas 10-15 km2.
· Setiap distrik memiliki pusat pelayanan yang dapat diakses dengan mudah dari segala penjuru di distrik tersebut, baik dengan kaki maupun sepeda, selama 20 menit atau kurang.
· Setiap pusat pelayanan memiliki komplemen pelayanan dan fasilitas publik terstandarisasi.
· Dipilih satu distrik pusat (area desa-kota yang telah mengalami transformasi spasial paling besar) untuk dibangun agroindustri terkait.
· Lokasi dan sistem transportasi di wilayah argoindustri dan pusat pelayanan harus memungkinkan para petani untuk menglaju (commuting).
· Distrik-distrik dikembangkan berdasarkan konsep perwilayahan komoditas yang menghasilkan satu komoditas atau bahan mentah utama dan beberapa komoditas penunjang sesuai kebutuhan.
· Setiap distrik didorong untuk membentuk satuan usaha yang optimal dan selanjutnya diorganisasikan dalam wadah koperasi, perusahaan kecil dan menengah.
· Industri manukfatur kecil harus terdistribusi di tiap distrik dan di sepanjang jaringan jalan utama.
Kunci untuk menuju keberhasilan pembangunan agropolitan ini yaitu dengan memberlakukan setiap distrik agropolitan sebagai unit tunggal otonom mandiri, dalam artian selain menjaga tidak terlalu besar intervensi sektor-sektor pusat yang tidak terkait, juga dari segi ekonomi mampu mengatur perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pertaniannya sendiri, tetapi terintegrasi secara sinergik dengan keseluruhan sistem pengembangan wilayahnya.
Dengan konsep agropolitan yang terimplementasikan dengan baik, maka kita akan dapat menjumpai wilayah perdesaan yang modern dan maju tanpa harus ‘mengkota’, tetap bisa melihat landscape ijo royo-royo sebagai penyeimbang kota yang semakin polusi, dan tentunya masih bisa menikmati nasi, sayur, dan lauk pauk hasil bumi pertiwi kita sendiri dalam menu makan siang kita… ^_^ [PS]
Meski Negara Agraris, Indonesia Sulit Capai Kedaulatan Pangan
“Sampai sekarang kita masih mengimpor beberapa komoditi, ini membuat kita menjadi ketergantungan. Meskipun kita impor, tapi seharusnya didukung dengan persediaan atau ketahanan pangan di dalam negeri,” ujar Ketua Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) Edison Purba kepada MedanBisnis, Jumat (30/10).
Menurutnya, kedaulatan pangan itu sangat dibutuhkan dengan didukungnya perhatian pemerintah akan nasib petani serta jaminan harga. Selain itu, dukungan teknologi guna meningkatkan produksi pertanian. “Selama ini hasil produksi kita didikte oleh pasar luas, hingga tidak bisa menentukan harga sendiri meskipun kita yang punya produk,” ucapnya yang juga Ketua Perhimpunan Agronomi Indonesia Sumut.
Kemajuan teknologi pertanian ini, lanjut Edison dapat dicapai dengan memanfaatkan para penelitian di dunia pendidikan serta pihak-pihak industri yang selama ini masih kurang sinkron. Indonesia sebagai negara agraris tidak bisa mengasingkan diri dari perkembangan teknologi bidang pertanian, sebab untuk memenuhi kebutuhan pangan diperlukan jumlah bahan pangan yang cukup dan dapat dijangkau masyarakat.
“Dengan bioteknologi pertanian merupakan salah satu pencapaian kualitas dan kuatitas hasil pertanian serta pendapatan petani,” kata Edison.
Bioteknologi pertanian, tambah Ketua Komunikasi Bioteknologi Sumut ini, telah dikomersialisasi sejak 1996 tapi di Indonesia sendiri ini belum dijalankan. Adopsi bioteknologi bidang pertanian secara global menunjukkan angka yang terus meningkat secara signifikan.
Untuk 2008 tanaman biotek telah ditanami seluas 125,8 juta hektar atau naik 9,4% dari tahun sebelumnya yang mencapai 114,3 juta hektar. Tanaman biotek telah diadopsi di 25 negara dan sekitar 12 juta petani di dunia telah menanam berupa kedelai, jagung, kapas dan kanola.
“Peningkatan ini terjadi karena tanaman biotek memberi keuntungan ekonomi lewat hasil produsksi perhektar yang tinggi, biaya pestisida rendah dan menghemat waktu kerja,” sebutnya.
*yuni naibaho