Pendahuluan
Sangat indah terdengar di telinga kita akan pembangunan pertanian selama tahun 1970-an dan 1980-an sudah cukup berhasil yang ditunjukkan oleh pertumbuhan PDB sektor pertanian rata-rata 3,2 % per tahun. Swasembada beras dapat dicapai pada tahun 1984, dan telah berhasil memacu pertumbuhan ekonomi pedesaan tahun 1980-an. Swasembada beras ini hanya dapat dipertahankan sampai tahun 1993. Produktivitas padi
Meskipun swasembada beras tersebut hanya dapat kita rasakan sampai tahun 1993, tetapi sektor pertanian bukan berhenti begitu saja. Gong pembangunan pertanian dimulai kembali pada awal era reformasi, mengingat sumbangsih yang besar dari sektor pertanian dalam menopang roda perekonomian pada masa krisis moneter yang melanda sejak pertengahan 1997 utamanya pada upaya stabilisasi kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah.
Seiring dengan usaha-usaha pembangunan pertanian, muncul masalah-masalah baru yang kemudian memperlambat laju perkembangan pertanian di
Namun demikian banyak hal yang sering terlupakan dari sektor pertanian itu sendiri. Kesalahan paradigma yang beranggapan bahwa pertanian hanya meliputi produksi pangan merupakan salah satu biang kerok dari masalah tersebut. Subsektor pertanian banyak yang luput dari perhatian masyarakat, padahal hal negara kita sangat kaya akan hal tersebut dan memiliki potensi yang besar dalam membangun perekonomian bangsa. Tulisan ini mencoba mengungkap betapa besar potensi dan peran subsektor-subsektor pertanian dalam membangun perekonomian bangsa.
Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang mengalami pertumbuhan paling konsisten, baik ditinjau dari areal maupun produksi. Berdasarkan data dari Direktorat Bina Produksi Perkebunan (2004), secara keseluruhan areal perkebunan di Indonesia meningkat dengan laju 2.6% per tahun pada periode tahun 2000-2003, dengan total areal pada tahun 2003 mencapai 16.3 juta ha. Dari beberapa komoditas perkebunan yang penting di
Sebagai salah satu subsektor penting dalam sektor pertanian, subsektor perkebunan secara tradisional mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian
Subsektor perkebunan memiliki posisi yang tak bisa diremehkan. Dengan orientasi pasar ekspor, perkebunan merupakan salah satu subsektor andalan dalam menyumbang devisa. Produk karet, kopi, kakao, teh dan minyak sawit adalah produk-produk dimana lebih dari 50% dari total produksi adalah untuk ekspor. Hingga tahun 2004, subsektor perkebunan secara konsisten menyumbang devisa dengan dengan rata-rata nilai ekspor produk primernya mencapai US$ 4 miliar per tahun. Nilai tersebut belum termasuk nilai ekspor produk olahan perkebunan, karena ekspor olahan perkebunan dimasukkan pada sektor perindustrian.
Agroindustri pemoles hasil pertanian
Sebagian besar dari negara berkembang di dunia memandang pertanian sebagai isu sensitif dan penting, sebagaimana sudah menjadi ciri sosial ekonomi masyarakatnya. Namun negara maju yang sudah menjadi negara industri, dengan jumlah petani dan kontribusi pertanian yang kecil, ternyata juga mati-matian membela sektor pertaniannya. Namun di Indonesia banyak sekali kita jumpai industri-industri yang bergerak dalam mengelola hasil-hasil dari sektor pertanian. Selain itu banyak hasil karya anak bangsa yang mengubah hasil pertanian sebagai bahan
Dalam pengembangannya, industri-industri pertanian tidaklah lepas dari perkembangan tekhnologi. Pemanfaatan hasil pertanian sebagai bahan
Subsektor ini sebenarnya sangat mendukung dalam pembangunan perekonomian bangsa, namun pada proses pengelolaan yang tidak tepat sehingga banyak keuntungan dari hasil produksi dimiliki oleh badan usaha asing. Sehingga penghasilan dari ekspor atau pasar domestik itu berkurang dari nilai tertinggi jika sebagian keuntungan tadi tidak dimiliki oleh bangsa asing. Kurangnya modal dan hutang luar negri
Agro-ekowisata sebagai pemikat wisatawan
Keaneka-ragaman hayati yang dimiliki oleh
Meski sudah ada objek wisata alam yang lain telah tersedia namun jarang sekali objek wisata yang memberikan paduan dari keindahan susunan bentang alam dengan produk-produk pertanian. Agro-ekowisata menawarkan berbagai ekosistem pertanian ditambah polesan bentang alam yang khas akan menjadi wahana baru bagi wiasatawan lokal dan wisatawan asing sehingga dapat memberi bantuan yang sangat besar bagi penghasilan devisa negara asalkan dengan pengelolaan yang baik dan benar tentunya.
Penutup
Masalah-masalah yang dihadapi dalam pembangunan pertanian tidak dapat diatasi dengan cara yang mudah, tetapi dibutuhkan analisis yang tepat untuk memechkan masalah yang ada. Sebab bila kita berbicara masalah pertanian maka yang akan muncul adalah semua aspek yang terkait dengan pertanian. Baik itu politik, ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, lingkungan dan hukum. Namun pertanian kita sendiri telah menorehkan banyak prestasi yang mesti dibayar mahal oleh dunia dan bukan untuk dijual murah dalam pasar global. Maka dari itu kita tidak boleh meninggalkan hal-hal yang berbau pertanian meski itu bersifat sangat mikro namun kemampuan pertanian dapat menjadi sektor rill yang memberikan sumbangsih yang bersifat makro dalam membangun perekonomian bangsa.
Dari pemaparan tersebut terbukti bahwa ternyata sangat banyak turunan-turunan dari sektor pertanian yang mesti kita kembangkan. Bagaimanapun pertanian tidak boleh kita tinggalkan, sebab pertanian sendiri bukan hanya sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat Indonesia bahkan lebih dari itu, pertanian kita telah menjadi sebuah cara hidup (way of life atau livehood) bagi mereka.
Sebagai kesimpulan dan penutup tulisan ini, diharapkan adanya kajian lebih lanjut agar solusi yang jelas atas masalah-masalah perekonomian Indonesia dapat ditemukan dengan tidak melupakan sektor dan subsektor pertanian itu sendiri. Baik itu berupa tawaran sistem pertanian, kebijakan pertanian, atau bahkan pemanfaatan teknologi modern ramah lingkungan dan apapun yang ikut berperan serta dalam membangun ekonomi bangsa, sebab sekecil apapun itu pasti akan membantu.
Daftar rujukan
Anonim, 2006, Ekowisata, majalah bulanan vigor Himagro-Faperta Unhas
Direktorat Bina Produksi Perkebunan (2004) dalam Wayan R. Susila dan Didik H. Gonaedi(2004), Peran Subsektor Perkebunan dalam Perekonomian Indonesia pada www.ipard.com/art_perkebunan/artikellist.asp
No comments:
Post a Comment